Senin, 17 Februari 2014

Contoh penulisan ASKEP, insya'allah B E N A R ^_^

BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN


A.     DEFINISI

Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespons terhadap stressor fisiologis dan lingkungan. Cairan dan elektrolit saling berhubungan, ketidakseimbangan yang berdiri sendiri jarang trjadi dalam bentuk berlebihan atau kekurangan.  Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuhtetap sehat.

Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah merupakan salah satu bagian dari fisiologi homeostatis. Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh. Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air ( pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan intravena (IV) dan didistribusi ke seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan
elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya; jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh pada yang lainnya.



B.      FISIOLOGI

Cairan dan substansi yang ada di dalamnya berpindah dari cairan interstitial masuk kedalam sel. Pembuluh darah kapiler dan membrane sel yang merupakan membran semipermiabel mampu memfilter tidak semua substansi dan komponen dalam cairan tubuh ikut berpindah. Metode perpindahan dari cairan dan elektrolit tubuh dengan beberapa cara yaitu :
1.        Difusi
Merupakan proses di mana partikel yang terdapat di dalam cairan bergerak dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah sampai terjadi keseimbangan. Cairan dan elektrolit di difusikan menembus membrane sel. Klecepatan difusi di pengaruhi oleh ukuran molekul, konsentarsi larutan dan temperature.
2.       Osmosis
Merupakan bergeraknya pelarut bersih seperti air, melaui membran semipermiabel dan larutan yang berkosentrasi lebih rendah ke kosentrsi yang lebih tinggi yang sifat nya menarik.
3.       Transport aktif
Partikel bergerak dari konsentrasi rendah ke lebih tinggi karena adanya daya aktif dari tubuh seperti pompa jantung.

C.      KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT
No
Umur / BB (Kg)
Kebutuhan cairan (mL/24 jam)
1
3 hari, 30 kg
250-300
2
1 tahun, 9,5 kg
1150-1300
3
2 tahun, 11,8 kg
1350-1500
4
6 tahun, 20,0 kg
1800-2000
5
10 tahun, 28,7 kg
2000-2500
6
14 tahun, 45,0 kg
2200-2700
7
18 tahun, 54,0 kg
2200-2700

            Total jumlah volume cairan tubuh (total body water-TBW) kira-kira 60% dari berat badan pria dan 50% dari berat badan wanita. Jumlah volume ini tergantung pada kandungan lemak badan dan usia. Lemak jaringan sangat sedikit menyimpan cairan di mana lemak pada wanita lebih banyak dari pria sehingga jumlah volume cairan lebih rendah dari pria. Usia juga berpengaruh terhadap TBW di mana makin tua usia makin sedikit kandungan airnya. Contoh: bayi baru lahir TBW nya 70-80% dari BB, usia 1 tahun 60% dari BB, usia puberitas sampai dengan 39 tahun untuk pria 60% dari BB dan wanita 52% dari BB, usia 40-60 tahun untuk pria 55% dari BB dan wanita 47% dari BB, sedangkan pada usia di atas 60 tahun untuk pria 52% dari BB dan wanita 46% dari BB.

D.     FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

1.        Umur
Kebutuhan intake cairan bervariasi tergantung dari usia, karena usia akan berpengaruh pada luas permukaan tubuh, metabolisme, dan berat badan. Infant dan anak-anak lebih mudah mengalami gangguan keseimbangan cairan dibanding usia dewasa. Pada usia lanjut sering terjadi gangguan keseimbangan cairan di karenakan gangguan fungsi ginjal ataw jantung.
2.       Iklim
Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan kelembaban udaranya rendah memiliki peningkatan kehilangan cairan tubuh dan elektrolit melalui keringat. Sedangkan seseorang yang beraktifitas di lingkungan yang panas dapat kehilangan cairan sampai dengan 5 L per hari.
3.       Diet
Diet seseorag berpengaruh terhadap intake cairan dan elktrolit. Ketika intake nutrisi tidak adekuat maka tubuh akan membakar protein dan lemak sehingga akan serum albumin dan cadangan protein akan menurun padahal keduanya sangat diperlukan dalam proses keseimbangan cairan sehingga hal ini akan menyebabkan edema.

4.       Stress
Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan pemecahan glykogen otot. Mrekanisme ini dapat meningkatkan natrium dan retensi air sehingga bila berkepanjangan dapat meningkatkan volume darah.
5.       Kondisi sakit
Kondisi sakit sangat b3erpengaruh terhadap kondisi keseimbangan cairan dan elektrolit misalnya:
Ü  Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan air melalui IWL.
Ü  Penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses regulator keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh.
Ü  Pasien dengan penurunan tingkat kesadaran akan mengalami ganguan pemenuhan intake cairan karena kehilangan kemapuan untuk memenuhinya secara mandiri.
6.       Tindakan medis
Banyak tindakan medis akan berpengaruh pada keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh seperti : suction, NGT dan lain-lain.
7.       Pengobatan
Pengobatan seperti pemberian dueretik, laksative dapat berpengaruh pada kondisi cairan dan elektrolit tubuh.
8.       Pembedahan
Pasien dengan tindakan pembedahan memiliki resiko tinggimengalami gangguan  keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh karena kehilangan darah selama pembedahan.

E.      ETIOLOGI
Adalah penambahan/kelebihan volume CES dapat terjadi pada saat :
þ  Stimulasi kronis ginjal untuk menahan natrium dan air.
þ  Fungsi ginjal abnormal, dengan penurunan ekskresi natrium dan air.
þ  Kelebihan pemberian cairan.
þ  Perpindahan cairan interstisial ke plasma.

F.      TANDA-GEJALA

Tergantung dari jenis kehilangan cairan hipovolemia yang dapat disertai ketidakseimbangan asam basa, osmolar atau elektrolit.

Tanda dan gejala klinik yang mungkin didapatkan antara lain :
ý  Pusing
ý  Kelemahan
ý  Keletihan
ý  Sinkope
ý  Anoreksia
ý  Mual
ý  Muntah
ý  Haus
ý  Kekacauan mental
ý  Konstipasi
ý  Oliguria
Penipisan CES berat dapat menimbulkan syok hipovolemik, mekanisme kompensasi tubuh pada kondisi hipovolemia adalah dapat berupa peningkatan rangsang system syaraf simpatis (peningkatan frekuensi jantung), intopik (kontraksi jantung) dan tahanan vaskuler, rasa haus, kelepasan hormone anti deuritik (ADH) dan pelepasan aldosteron.
Kondisi hipovolemia yang lama akan menimbulkan gagal ginjal akut.

G.     PATOFISIOLOGI

Terjadi apabila tubuh menyimpan cairan elektrolit dalam kompartemen ekstraselular dalam proporsi seimbang. Karena adanya retensi cairan isotonik konsentrasi natrium dalam serum masih normal. Kelebihan cairan hampir selalu disebabkan oleh peningkatan jumlah natrium dalam serum, kelebihan cairan terjadi akibat overload cairan atau adanya gangguan mekanisme haemostatis pada proses regulasi keseimbangan cairan.

H.     PENATALAKSANAAN

1.        Pengendalian atau pengobatan penyakit dasar.
2.       Peningkatan pemberian cairan dan elektrolit.

I.         PENGKAJIAN

1.        Kaji riwayat dan keperawatan untuk mengidentifikasi penyebab.
2.       Kaji manifestasi klinis melalui :
û  Timbang berat badan
û  Monitor vital sign
û  Kaji intake output
3.       Pemeriksaan fisik.
4.       Pemeriksaan laboraturium.

J.         DIAGNOSIS KEPERAWATAN

Diagnosis keperawatan yang umum terjadi pada klien dengan resiko atau gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit adalah :
1.        Divisit volume cairan
NOC :
ü  Fluid balance
ü  Hydration
ü  Nutritional status (food and fluid intake)

Kriteria hasil :
ü  Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan BJ urine normal, HT normal.
ü  Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal.
ü  Tidak ada tanda-tanda dehidrasi, elastisitas turgor kulit baik, membrane mukosa lembab dan tidak ada rasa haus berlebihan.
NIC / Intervensi :
a.      Fluid management
ü  Monitor status hidrasi (kelembaban membrane mukosa, nadi adekuat, tekanan darah ortostatik) k/p.
ü  Pertahankan catatan intake output yang adekuat.
ü  Monitor hasil laboraturium yang sesuai dengan retensi cairan.
ü  Berikan dan monitor masukan cairan dan hitung intake kalori harian.
ü  Kolaborasi dokter jika tanda cairan lebih memburuk.
2.       Kelebihan volume cairan
NOC :
ü  Elektrolit and acid base balance
ü  Fluid balance
ü  Hydration
Kriteria hasil :
ü  Menjelaskan indicator kelebihan cairan.
ü  Terbebas dari edema, efusi dan anaskara.
ü  Memelihara tekanan vena sentral, tekanan kapiler paru, output jantung dan vital sign dalam batas normal.
ü  Terbebas dari kelelahan, kecemasan atau kebingungan.
ü  Bunyi nafas bersih, tidak ada dyspneu/ortopneu.
ü  Terbebas dari distensi vena jugularis, reflek hepatojugular (+).

NIC / Intervensi :
a.      Fluid management
ü  Pertahankan catatan intake dan output yang akurat.
ü  Pasang urin kateter k/p.
ü  Monitor hasil lAb yang sesuai dengan retensi cairan (BUN , Hmt , osmolalitas urin).
ü  Monitor status hemodinamik termasuk CVP, MAP, PAP, dan PCWP.
ü  Monitor vital sign.
ü  Monitor indikasi retensi / kelebihan cairan (cracles, CVP , edema, distensi vena leher, asites).
ü  Kaji lokasi dan luas edema.
ü  Monitor masukan makanan / cairan dan hitung intake kalori harian.
ü  Monitor status nutrisi.
ü  Berikan diuretik sesuai interuksi.
ü  Batasi masukan cairan pada keadaan hiponatrermi dilusi dengan serum Na < 130 mEq/l.
ü  Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul memburuk.
b.      Fluid monitoring
ü  Tentukan riwayat jumlah dan tipe intake cairan dan eliminaSi
ü  Tentukan kemungkinan faktor resiko dari ketidak seimbangan cairan (Hipertermia, terapi diuretik, kelainan renal, gagal jantung, diaporesis, disfungsi hati, dll )
ü  Catat secara akutar intake dan output
DAFTAR PUSTAKA


Docterman dan Bullechek. Nursing Invention Classifications (NIC), Edition 4, United States Of America: Mosby Elseveir Acadamic Press, 2004.
Nanda International (2009). Diagnosis Keperawatan: definisi & Klasifikasi. 2009-2011. Penerbit buku kedokteran EGC : Jakarta
Maas, Morhead, Jhonson dan Swanson. Nursing Out Comes (NOC), United States Of America: Mosby Elseveir Acadamic Press, 2004.
Tarwoto & Wartonah. (2010). Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan. Edisi 4. Salemba Medika : Jakarta
Syaifudin. 2006. Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta. ECG.





BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA Tn “S” DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN
CAIRAN & ELEKTROLIT
Di Ruang Perawatan 1 “BROMO“ RSUD RA. BASOENI Kab. Mojokerto

No. Registrasi  : 063293
MRS                : 19 Juni 2013 / 10.20 WIB
Pengkajian     : 20 Juni 2013 / 08.20 WIB

A.     DATA SUBJEKTIF
1.     IDENTITAS
Nama                         : Tn “S”
Umur                           : 80 tahun
Jenis Kelamin               : Laki-laki
Agama                        : Islam
Pendidikan                 : SD
Pekerjaan                   : Petani
Alamat                       : Berat Wetan – Gedeg
Diagnosa Medis          : Sups. Bronkitis + Dispepsia

2.    KELUHAN UTAMA
Pasien tidak mau makan karena tenggorokan sakit untuk menelan, mual dan muntah ± 2 hari, lemas dan batuk.



3.    RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pasien mengalami kemampuan jasmani menurun, nafsu makan menurun, mual dan muntah diikuti dengan penurunan berat badan. Pasien kemudian dibawa ke RSUD RA. BASOENI melalui IGD pada 19 Juni 2013 / 10.20 WIB, kemudian pasien dikirim dan ditempatkan di ruang perawatan 1 “BROMO” dengan diagnose medis Sups. Bronkitis + Dispepsia.

4.    RIWAYAT PENYAKIT LALU
Tidak ada riwayat penyakit berat dan menahun.

5.    RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Tidak ada riwayat degenerative menular dari keluarga.

6.    POLA AKTIVITAS
POLA AKTIVITAS
SEBELUM MRS
SAAT MRS
NUTRISI
Makan 3x sehari habis (nasi, lauk, sayur)
Tidak seperti sebelumnya, makan hanya 2-3 sdm itupun bubur dan kadang tidak makan sama sekali
Minum ± 8 gelas/hari
Minum hanya beberapa sedotan saja
ELIMINASI
BAK 4x sehari, warna kuning
BAK jarang (sedikit)
BAB 1x sehari lunak
BAB sedikit dan lembek
ISTIRAHAT
Tidur ± 8 jam/hari, nyenyak
Tidur tidak nyenyak
PERSONAL HYGINE
Mandi 2x sehari + gosok gigi
Hanya di seka
Kramas 3x seminggu

PSIKOSOSIAL
Pasien dapat bekomunikasi dengan baik terhadap tenaga kesehatan, keluarga terdekat serta orang disekelilingnya
Orang yang paling dekat dengan pasien adalah istrinya
SPIRITUAL
Sholat 5 waktu
Tidak sama sekali

B.      DATA OBJEKTIF
1.        KEADAAN UMUM
Pasien tampak lemas dan pucat.

2.       TANDA-TANDA VITAL
ö  Tekanan darah : 120/60 mmHg
ö  Suhu                   : 36˚C
ö  Nadi                   : 85x/menit
ö  RR                      : 20x/menit

3.       PEMERIKSAAN FISIK
²  Kepala
Inspeksi : simetris, rambut beruban
Palpasi : tidak ada benjolan abnormal
²  Wajah
Inspeksi : tampak pucat, tidak oedema
²  Mata
Inspeksi : simetris, konjungtiva merah muda, sclera putih, pupil tidak reflek             cahaya, mata cowong
²  Hidung
Inspeksi : tidak ada kelainan deviasi sputum, tidak ada peradangan mukosa, tidak ada polip
²  Telinga
Inspeksi : simetris, tidak ada serumen dan cairan
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
²  Mulut dan gigi
Inspeksi : bibir kering, tidak bau mulut, tidak ada peradangan, tidak ada mukosa dan polip
²  Leher
Palpasi : tidak ada benjolan abnormal
²  Dada dan thorax
Inspeksi     : simetris, tidak ada kelainan bentuk dada
Palpasi      : gerakan diafragma minimal, tidak ada nyeri tekan
Auskultasi : terdapat bunyi wheezing, tidak ada bunyi ronchi
Perkusi      : tidak ada reaksi intercosta
²  Abdomen
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : tidak ada hipertimphani
²  Genetalia
Inspeksi : bersih, tidak ada infeksi dan luka
²  Ekstrimitas
¯  Atas
Inspeksi : simetris, tidak ada oedema, tidak sindaktil dan polidaktil, tangan kanan terpasang infus
¯  Bawah
Inspeksi : simetris, sedikit oedema, tidak sindaktil dan polidaktil
Palpasi : turgor kulit kembali lebih dari 1 detik
²  Neuroligis
GCS                    : 4-5-6 composmentis
Reflek                : normal
Koor. Gerak       : normal



4.       PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil Laboraturium
Pemeriksaan
Hasil
Normal
Haemoglobin
14,2 gr/dL
L : 13,4 – 17
P : 11,4 – 15
Leucocyt
15.900/mm³
4.800 - 10.700
Erytrocyt
- /mm³
L : 4,5 - 6,5 jt
P : 3,8 - 5,8 jt
Trombocyt
280.000/mm³
150.000 - 350.000
LED
- /mm³
L : < 15
P : < 20
Hitung jenis
EOS
    -   %
1_3
BASO
19,2 %
0 – 1
STAB
    -    %
3_5
SEGMENT
    -    %
30 – 70
LYMPO
12,5 %
25 – 30
MONO
   -   %
3_7
Hematrocit (PVC)
37,6 %
L : 40 – 50
P : 35 – 45
RG Tikulosit
   -   %
0,8 - 1,5 %
Bleding time
- menit
1 _ 7
Clotting time
- menit
5_ 15
PPT
- detik
-
APTT
- detik
-
Gol. Darah ABO/Rh
-
-
Malaria
-
-

C.      ANALISA DATA
Nama       : Tn “S”                                                                                    Ruang : P2 - Bromo
Umur         : 80 tahun

DATA
Dx. Keperawatan
S   : Pasien tidak mau makan karena tenggorokan sakit untuk menelan, mual dan muntah ± 2 hari, lemas dan batuk, pasien mau makan hanya 2-3 sdm bubur dan kadang tidak makan sama sekali
Gangguan kebutuhan cairan dan elektrolit b/d mual – muntah (intake yang inadekuat)
O : TTV
ö  Tekanan darah  : 120/60 mmHg
ö  Suhu                   : 36˚C
ö  Nadi                   : 85x/menit
ö  RR                      : 20x/menit
Keadaan umum lemas
GCS : 4 – 5 – 6 composmentis
Auskultasi paru terdengar wheezing


D.     RENCANA KEPERAWATAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN
RENCANA KEPERAWATAN
KRITERIA HASIL DAN TUJUAN
INTERVENSI
RASIONAL
IMPLEMENTASI
Gangguan kebutuhan cairan dan elektrolit b/d mual – muntah (intake yang inadekuat) 
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan 2 x 24 jam diharapkan kebutuhan cairan dan elektrolit dapat terpenuhi

Kriteria Hasil :
á  Tanda-tanda vital dalam batas normal
á  Keadaan umum cukup
á  Keluhan utama yang dirasakan  menurun 
1.     Lakukan pendekatan dengan pasien dan keluarga
1.     Agar terjalin kerjasama yang baik antara perawat dengan pasien dan keluarga
1.     Melakukan pendekatan dengan pasien dan keluarga
2.   Beri penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan
2.   Pasien mengerti dan kooperatif
2.   Memberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan
3.   Observasi TTV
3.   Untuk mengetahui perkembangan pasien
3.  Mengobservasi TTV
4.   Kaji intake output cairan
4.    Menentukan kebutuhan dan kehilangan cairan
4.   Mengkaji intake output cairan
5.   Anjurkan pasien membersihkan mulut sebelum makan
5.   Memberikan rasa nyaman untuk pasien
5.   Menganjurkan pasien membersihkan mulut sebelum makan
6.   Kolaborasi dengan tim gizi dan tim medis
6.    Untuk mempercepat pengembalian cairan & elektrolit dan penyembuhan
6.    Melakukan kolaborasi dengan tim gizi dan tim medis
7.    Beri pengobatan
7.    Mempercepat penyembuhan
7.    Memberi pengobatan

D.     RENCANA KEPERAWATAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN
RENCANA KEPERAWATAN
KRITERIA HASIL DAN TUJUAN
INTERVENSI
RASIONAL
IMPLEMENTASI
Gangguan kebutuhan cairan dan elektrolit b/d mual – muntah (intake yang inadekuat) 
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan 2 x 24 jam diharapkan kebutuhan cairan dan elektrolit dapat terpenuhi

Kriteria Hasil :
á  Tanda-tanda vital dalam batas normal
á  Keadaan umum cukup
á  Keluhan utama yang dirasakan  menurun 
1.     Lakukan pendekatan dengan pasien dan keluarga
1.     Agar terjalin kerjasama yang baik antara perawat dengan pasien dan keluarga
1.     Melakukan pendekatan dengan pasien dan keluarga
2.   Beri penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan
2.   Pasien mengerti dan kooperatif
2.   Memberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan
3.   Observasi TTV
3.   Untuk mengetahui perkembangan pasien
3.  Mengobservasi TTV
4.   Kaji intake output cairan
4.    Menentukan kebutuhan dan kehilangan cairan
4.   Mengkaji intake output cairan
5.   Anjurkan pasien membersihkan mulut sebelum makan
5.   Memberikan rasa nyaman untuk pasien
5.   Menganjurkan pasien membersihkan mulut sebelum makan
6.   Kolaborasi dengan tim gizi dan tim medis
6.    Untuk mempercepat pengembalian cairan & elektrolit dan penyembuhan
6.    Melakukan kolaborasi dengan tim gizi dan tim medis
7.    Beri pengobatan
7.    Mempercepat penyembuhan
7.    Memberi pengobatan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar